Al-Kissy
-dan dia di kalangan syiah adalah orang yang paling berilmu dan paling terpercaya dalam masalah perawi hadits dan selainnyap- meriwayatkan dari Imam Ja’far Ash-Shadiq radhiallahu anhu bahwa beliau berkata -padahal tidak mungkin beliau mengatakan hal ini-:لَمّا ماتَ النبيُّ صلى الله عليه وسلم, اِرْتَدَّ الصَّحابَةُ كُلُّهُمْ إلاَّ أَرْبَعَةَ: اَلْمِقْدادُ, وَحُذَيْفَةَ, وَسَلْمانُ, وَأبُوْ ذَرٍّ رضي الله عنهم. فَقِيْلَ لَهُ: كَيْفَ حالُ عَمّارِ بْنِ ياسِرٍ؟ قالَ: حاصَ حَيْصَةً ثُمَّ رَجَعَ
“Tatkala Nabi shallallahu alaihi wasallam wafat, semua sahabat murtad kecuali empat orang: Al-Miqdad, Hudzaifah, Salmad, dan Abu Dzar radhiallahu anhum. Maka ditanyakan kepada beliau, “Bagaimana dengan keadaan Ammar bin Yasir?” Beliau menjawab, “Awalnya dia berada dalam kebingungan, kemudian dia rujuk.”
Keumuman ucapan di atas mengharuskan murtadnya Ali dan seluruh ahlul bait, tapi mereka tidak berpendapat dengannya. Ucapan dia atas adalah ucapan yang menghancurkan dasar-dasar agama. Hal itu karena dasar agama ini adalah Al-Qur`an dan hadits. Sehingga jika dianggap semua sahabat yang meriwayatkan (Al-Qur`an dan hadits) dari Nabi shallallahu alaihi wasallam adalah kafir, kecuali sekelompok kecil yang khabar mereka tidak mencapai jenjang mutawatir, maka itu bisa membuat kita meragukan kebenaran Al-Qur`an dan hadits-hadits Nabi shallallahu alaihi wasallam. Dan kita berlindung kepada Allah dari meyakini keyakinan yang menghancurkan agama seperti ini.
Kaum ateis telah menjadikan ucapan Rafidhah ini sebagai argument untuk mendukung mazhab kafir mereka. Mereka mengatakan: Bagaimana bisa Allah Ta’ala berfirman, “Kalian adalah umat terbaik yang pernah terlahirkan untuk manusia.” (QS. Ali Imran: 110), sementara mereka semua telah murtad setelah kematian Nabi mereka, kecuali lima atau enam orang saja. Karena kelima atau enam orang ini enggan mendahulukan Abu Bakar sebelum Ali, karena Ali lah penerima wasiat kekhalifahan.
Maka perhatikanlah ucapan penganut ateisme ini, niscaya kamu akan mendapati kalau itu berasal dari ucapan Rafidhah. Mereka ini lebih membahayakan agama ini ketimbang Yahudi dan Nashrani. Pada kesalahan ini terdapat kerusakan dan kebatilan dari beberapa sisi:
- Melazimkan agama ini batal dan meragukan.
- Pembolehan menyembunyikan apa yang ditegaskan oleh Al-Qur`an.
- Pembolehan merubah ayat Al-Qur`an.
- Bertentangan dengan firman Allah Ta’ala, “Sungguh Allah telah ridha kepada kaum mukminin.” (QS. Al-Fath: 18) Juga firman Allah Ta’ala, “Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada Allah.” (QS. At-Taubah: 100) Dan firman-Nya tentang para sahabat yang beriman sebelum dan setelah Hudaibiah, “Keduanya, Allah janjikan pahala yang terbaik bagi mereka.” (QS. Al-Hadid: 10) Juga firman-Nya tentang para sahabat Muhajirin dan Anshar, “Mereka itulah orang-orang yang jujur.” (QS. Al-Hasyr: 8) “Maka mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. Al-Hasyr: 9) Juga firman-Nya, “Dan demikianlah Kami menjadikan kalian sebagai ummat pilihan, agar kalian menjadi saksi atas manusia.” (QS. Al-Baqarah: 143) Juga firman-Nya, “Kalian adalah umat terbaik yang pernah terlahirkan untuk manusia.” (QS. Ali Imran: 110) Dan selainnya berupa ayat-ayat dan hadits-hadits yang menegaskan keutamaan para sahabat dan keistiqamahan mereka dalam beragama.
Dan siapa saja yang meyakini sesuatu yang bertentangan dengan kitab Allah dan sunnah Rasul-Nya shallallahu alaihi wasallam, maka sungguh dia telah kafir.
Betapa buruknya mazhab suatu kaum yang meyakini murtadnya orang-orang yang telah Allah pilih untuk menemani Rasul-Nya dan menolong agama-Nya.
[Risalah fi Ar-Radd 'ala Ar-Rafidhah hal. 52-53 dengan sedikit ringkasan pada footnotenya]
0 Komentar untuk "Sesungguhnya Syiah Rafidhah Mengkafirkan Ali Bin Abi Tholib dan Ahlul Bait"